SUARABMI - Sebuah kelompok pendukung migran meminta pemerintah Hong Kong untuk memperkenalkan kebijakan yang lebih jelas yang memastikan tempat tinggal yang layak bagi pekerja rumah tangga asing, termasuk larangan penggunaan toilet dan dapur untuk akomodasi PLRT Asing.
Misi untuk Pekerja Migran menerbitkan sebuah laporan pada hari Rabu berjudul “Antara Mangkuk Toilet dan Dinding,” yang mendokumentasikan kondisi kehidupan beberapa pekerja rumah tangga di kota.
Laporan tersebut mencakup foto-foto tempat tidur beberapa pekerja migran—termasuk toko mekanik motor, toilet, dan tenda.
[post_ads]
Dalam rekomendasinya, Misi mendesak agar larangan tersebut dinyatakan dalam Jadwal Akomodasi dan Tugas Domestik Kontrak Kerja Standar.
Jadwal saat ini mengutip dua contoh dari apa yang dianggap ruang hidup "tidak cocok": tempat tidur yang dibuat di koridor "dengan sedikit privasi," dan berbagi kamar dengan orang dewasa atau remaja dari lawan jenis.
[post_ads_2]
Organisasi tersebut juga menyerukan untuk menambahkan dapur, balkon, tangga, dan bangunan luar ruangan ilegal dalam daftar akomodasi yang tidak sesuai, dan mendesak pihak berwenang Hong Kong untuk berkonsultasi dengan kelompok pekerja rumah tangga dan pendukung mereka.
Rekomendasi lain yang mereka berikan untuk menyelesaikan masalah akomodasi adalah meninjau aturan ketat wajib tinggal di Hong Kong.
“Kami masih mengakui bahwa pengaturan tempat tinggal dapat menjadi pilihan yang harus tersedia bagi majikan dan pekerja rumah tangga, dan tidak boleh dikriminalisasi,” kata organisasi tersebut.
hongkongnews