Kecelakaan maut terjadi di jalur pantura Karawang, Minggu (15/5/2022). Sopir bus elf, Deni Budiman (41), masih dirawat di rumah sakit.

Polisi sudah melakukan olah TKP kasus kecelakaan tersebut pada Senin (16/5/2022). Dalam olah TKP, polisi mencari penyebab kecelakaan.

"Hari ini (kemarin) kita ingin memastikan  bagaimana posisi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan kemarin, " kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono kepada Tribun Jabar, Senin (16/5/2022).

Dari hasil olah TKP, kanan menentukan siapa penyebab kecelakaan dan termasuk menemukan unsur kelalaian dan siapa yang pantas jadi tersangka untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Hal-hal lainnya akan disebutkan dalam gelar perkara, " katanya.
[post_ads]
AKBP Aldi Subartono menyebut, dari keterangan saksi, kecelakaan bermula ketika bus elf yang dikendarai Deni Budiman melaju ke arah Cikampek.

Sesampai di TKP, bus elf oleng dan menghantam pembatas jalan hingga melintas dan melawan arus. Seketika, bus elf yang dikemudikan sopir maut itu menghantam lima kendaraan.

Dimana, satu kendaraan mobil pickup dan empat kendaraan roda dua atau sepeda motor.

Kecelakaan itu pun menewaskan sebanyak tujuh warga dan sepuluh warga mengalami luka-luka ringan hingga berat. 

Deni Budiman, sang sopir maut itu merupakan warga Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sehari-hari, dia bekerja sebagai sopir sebuah perusahaan di Karawang.

Dalam kecelakaan maut itu, Deni alami luka berat dan saat ini dirawat di RS Siloam Purwakarta.

Kepala Dusun Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Yahya Sunarya mengungkapkan, informasi yang diterima dari aparat desa yang menengok Deni, sopir maut tersebut mengantuk sebelum kecelakaan terajadi.

"Informasi yang saya terima itu ngantuk," ujar Yahya kepada Tribun saat ditemui di rumahnya, Senin (16/5/2022).

Deni mengalami luka berat di bagian tubuhnya.

"Luka parah di bagian kepala. Saat ini, mertuanya yang berasal dari sini (Majalengka) didampingi aparat desa sudah berangkat ke Purwakarta untuk nengok," ucapnya.

Yahya menyebut, meski di kartu identitasnya (KTP) orang Desa Putridalem, Deni sudah lama tidak pulang ke rumahnya.
[post_ads_2]
Deni juga tidak memiliki rumah di Majalengka, melainkan hanya rumah mertuanya.

"Benar orang sini, sesuai KTP mah, tapi sudah lama gak pulang. Di sini juga tidak punya rumah, ini rumah orang tua istrinya," jelas dia.

Selama ini Deni tinggal di Sumedang, sebab, istrinya yang kini juga berprofesi sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan itu menjadi alasan.

"Selama ini Deni tinggal di Sumedang, karena istrinya juga jadi TKW. Di sini (Majalengka) hanya anaknya aja yang tinggal sama mertuanya. Jadi jarang banget, bisa dibilang gak menentu datang ke Majalengka. Istrinya sudah 4 tahun yang lalu jadi TKW. Sementara Deni kerja jadi sopir di sebuah perusahaan di Karawang," katanya.

Najea (6) terpaksa jadi anak yatim piatur setelah orangtuanya, Aisyah (29) dan Yayan (30) jadi korban tewas dalam kecelakaan maut di jalur pantura Karawang, Minggu (15/5/2022).

Kecelakaan maut itu tepatnya di Desa Tamelang Kecamatan Purwasari, Karawang. Saat kecelakaan maut terjadi, Aisyah dan Yayan sedang menumpang mobil pick up sepulang wisata di Purwakarta.

Dalam kecelakaan itu, Najea alami luka berat. Di mata keluarga, Aisyah dikenal sebagai pribadi yang periang dan sering menghibur ketika kumpul dengan keluarga.

"Ia sangat periang dan paling periang. Sangat baik dan ketika kumpul dengan keluarga dia yang paling ceria, tentu kami sangat kehilangan, " kata Warsito (47), paman korban di rumah duka Desa Belendung, Kecamatan Klari, Senin (16/5/2022).

Ayah Aisyah atau kakak Warsito dalam kecelakaan itu alami luka ringan. Adapun tiga keponakannya bernama Amam Tamimi, Ati dan Asmadi juga mengalami luka ringan dan masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Warsito menyebut, para korban ini baru pulang seusai wisata di Purwakarta. Kemudian, karena ada keluarga yang tinggal di Tamelang, rombongan berencana untuk mengantar terlebih dahulu pulang sebelum kembali ke Desa Belendung, Kecamatan Klari.

Namun nahas, mobil pick up yang ditumpangi satu keluarga itu ditabrak bus elf yang oleng dan menabrak pembatas jalan hingga lawan arus.

Warsito mengatakan, Aisyah hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sementara itu Yayan suaminya bekerja sebagai karyawan swasta. "Sebelumnya Aisyah sempat bekerja, tetapi ia memutuskan berhenti untuk merawat anak, " katanya. 

msn