KabarBMI
Situs Budaya Batu Karang di Xinwu Taoyuan Rusak Akibat Ulah Tangan Jahil Beberapa Pekerja Migran
Suara BMI
Taoyuan, 6 November — Kumpulan batu karang yang terletak di Desa Egan, Distrik Xinwu, Taoyuan, menjadi korban dari perilaku tangan jahil tidak bertanggung jawab dari pengunjung dan pekerja migran. Situs ini memiliki sembilan formasi batu karang yang telah ditetapkan sebagai lanskap budaya.
Meskipun sempat dihantam oleh Topan Doksuri dan Typhoon Khanun, formasi batu karang ini tetap kokoh. Menurut Asosiasi Batu Karang Taoyuan, selama pondasinya kuat, batu karang ini tidak mudah roboh. Namun, pengrusakan oleh manusia semakin mengancam situs budaya ini. Mereka pun mendesak pemerintah kota untuk mengambil langkah penanganan yang serius.
Formasi batu karang di Xinwu ini menunjukkan kearifan lokal dalam interaksi masyarakat dengan alam. Pada saat pasang surut, ikan yang terjebak di antara batu karang memudahkan nelayan untuk menangkapnya. Sistem tangkap ikan unik ini diakui sebagai lanskap budaya oleh Dinas Kebudayaan Taoyuan sejak tahun 2019, dan Asosiasi Batu Karang Taoyuan diberi wewenang untuk melakukan perbaikan pada situs ini. Hingga 2023, sembilan formasi batu karang telah diperbaiki.
[post_ads]
Dinas Kebudayaan menjelaskan bahwa bentuk batu karang di Xinwu ini umumnya berbentuk setengah lingkaran dan tersebar menyerupai sisik ikan di daerah pasang surut.
Di masa kejayaannya, situs ini memiliki lebih dari 40 formasi batu karang. Namun, modernisasi teknologi perikanan, perubahan bentuk geografis, serta penurunan sumber daya laut menyebabkan banyak batu karang rusak dan hanya menyisakan pondasi.
Asosiasi Batu Karang Taoyuan menegaskan bahwa dampak topan dan gempa terhadap situs ini sebenarnya tidak signifikan, dibandingkan dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.
Mereka menemukan bahwa beberapa pengunjung, termasuk pekerja migran, sering berkemah, memanggang makanan, dan bahkan menangkap ikan di batu karang ini pada akhir pekan.
[post_ads_2]
Aktivitas ini disertai dengan membuang sampah sembarangan, yang mencemari lingkungan sekitar. Asosiasi rutin melakukan patroli, namun mereka berharap pemerintah dapat memperkuat pengawasan agar situs budaya ini dapat dilestarikan.
Dinas Lingkungan Hidup Taoyuan menyatakan bahwa pada September lalu, Dinas Kebudayaan telah menyetujui pedoman pelestarian dan pengelolaan batu karang ini.
Semua formasi batu karang telah diberi nomor, dicatat posisinya, dan diberikan pengumuman yang memuat detail pelestarian.
Saat ini, pihak berwenang bekerja sama dengan Asosiasi Batu Karang Taoyuan dan organisasi pekerja migran untuk menyusun langkah perlindungan lebih lanjut, termasuk melakukan edukasi kepada komunitas pendatang baru.
*berita dikutip dari CTWANT dan diterjemahkan oleh admin SuaraBMI.