BMICare
Efek Corona Bagi Pekerja Migran, Jarang Bisa Libur Hingga Hubungan Dengan Majikan Renggang, Kekerasan Meningkat dan Stres Karena Selalu Diawasi dan Disalahkan Majikan
Suara BMI
SUARABMI.COM - Karena efek penyebaran virus Corona, frekuensi orang baik majikan maupun pekerja untuk keluar rumah sangat berkurang yang menyebabkan mereka lebih lama bersama didalam rumah tak seperti biasanya.
Hal ini tentu bagi sebagian pekerja adalah masalah karena 24 jam selalu dalam pengawasan majikan dan serba tidak enak.
Dalam sebuah jurnal yang ditayangkan yahoo Taiwan menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kekerasan dalam rumah tangga, hubungan dengan majikan tidak baik hingga terjadi pelecehan dan stress seharian.
[post_ads]
Di Singapura, banyak pekerja migran asing yang bekerja dalam rumah tangga yang saat ini menghadapi masalah yang sama, karena majikan sering tinggal di rumah dalam waktu lama, berkumpul terus dengan satu sama lain membuat hubungan buruh-pekerja lebih tegang.
Banyak pekerja migran telah mengatakan bahwa majikan cenderung memiliki "kekerasan verbal" akhir - akhir ini dan selalu mengawasi kinerja pekerjanya sehingga banyak pekerja migran memilih untuk melarikan diri karena mereka tidak tahan tekanan.
Seorang imigran Singapura berkebangsaan Filipina mengatakan bahwa majikannya sudah melakukan kekerasan verbal dan semakin menjadi selama pandemi ini. Pekerja itu tinggal di rumah untuk waktu yang lama, sehingga kata-kata dan perbuatannya selalu diintai majikan. Pekerja migran berusia 30 tahun akhirnya memilih untuk melarikan diri bulan ini karena dia tidak tahan.
[post_ads_2]
Organisasi Kemanusiaan untuk Ekonomi Migrasi segera menampungnya setelah menerima permintaan bantuan dari migran tersebut.
Ms Jaya Anil Kumar, direktur organisasi, mengatakan: "Dia memberi tahu kami bahwa bosnya sering menggunakan istilah tidak senonoh. Memarahinya, kadang-kadang dia akan dipaksa makan siang karena dia belum menyelesaikan pekerjaannya. ”Migran itu sekarang hanya ingin bergegas kembali ke negara asalnya.
Organisasi Hak Asasi Manusia Migrasi Singapura menyatakan bahwa banyak pekerja migran saat ini menghadapi situasi yang sama. Jumlah pekerja migran yang mereka terima telah naik dua kali lipat dalam dua bulan terakhir. (yh.tw)