SUARABMI.COM - Polemik terkait pembukaan kembali aula hitam putih stasiun Taipei (TMS) masih menuai perbebatan dikalangan para pejabat dan warga Taiwan, ada yang pro dan ada yang kontra dengan berbagai alasan masing - masing, yang akan kita bahas alasannya di bawah nanti.

Dalam sebuah survei Online yang diadakan oleh Yahoo Taiwan, hingga saat ini sudah ada 2700 responden dan 2537 suara mendukung penutupan stasiun Taipei untuk umum dan 175 mendukung dibuka kembali seperti biasa. Voting dapat dilihat disini
[post_ads]


Dilansir suaraBMI dari Nonews, berikut ini adalah alasan dari masing - masing pihak baik yang mendukung penutupan dan yang mendukung pembukaan kembali.

Seorang jaksa penuntut tinggi Tainan Huang Chaogui mengatakan di Facebook bahwa stasiun Taipei telah disandra oleh para pekerja migran, disana mereka makan, minum, tidur dan piknik. Menurutnya pemandangan ini sangat tidak elok dipandang mata dan terkesan berantakan menurutnya.

Sedangkan Huang Ronghua, kepala stasiun Stasiun Kereta Api Taipei, Gu Shiyan mengatakan bahwa stasiun adalah ruang publik dan siapapun berhak untuk menggunakannya dan memanfaatkannya asal tidak menganggu orang lain yang akan berjalan dan membeli tiket.
[post_ads_2]
Peneliti Asosiasi Buruh Internasional Chen Xiulian menunjukkan bahwa banyak orang berpikir bahwa pekerja migran dapat menggunakan tempat-tempat berbayar seperti kedai kopi, tetapi mereka tidak berpikir bahwa gaji pekerja migran kebanyakan hanya upah dasar, atau bahkan kurang dari upah dasar. Akan habis gaji mereka jika harus menyewa tempat untuk sekedar liburan saja.

Yang Youren, seorang profesor di Departemen Sosiologi di Universitas Donghai mengatakan Penutupan aula juga berarti bahwa hak-hak sipil pekerja migran dirampas.

Wiwin, seorang pekerja migran Indonesia, mengatakan bahwa Stasiun Taipei adalah tempat di mana mereka dulu aktif, tetapi selama ada kegiatan di Stasiun Taipei, mereka tidak akan secara sengaja duduk disana, dan mereka baru-baru ini bekerja sama dengan pencegahan epidemi dan mengurangi pertemuan kelompok di aula tersebut.

Diatas adalah contoh alasan kenapa mereka ada yang mendukung dan menolak, sedangkan dari organisasi yang mendukung BMI, sempat demo untuk pembukaan kembali TMS ini, karena disinilah tempat paling strategis untuk bertemu dan menghabiskan liburan bersama rekan.

Tahun ini ada 710.000 pekerja asing di Taiwan dan sebagian besar mereka menghabiskan waktu libur di aula TMS ini dimana masa terbesar adalah pekerja dari Indonesia.

Tahun ini, karena pandemi corona, suasan stasiun Taipei saat idul fitri sangatlah lengang tidak seperti biasanya karena masih dalam masa penutupan.

Apapun hasilnya nanti, semoga saja masih ada tempat untuk para BMI untuk berkumpul dan bertemu teman seperjuangan untuk melepas penat, lelah dan saling bertukar pengalaman.