SUARABMI - 
Sepasang kekasih pekerja migran Indonesia di Taiwan melahirkan seorang anak namun anaknya sakit dalam usia 3 hari karena kurangnya penanganan dan perawatan yang baik.

Sang ibu adalah pekerja kaburan, karena takut akan identitasnya dan takut dideportasi, lantas ia meminta bantuan kepada pria Taiwan bermarga Zheng bersama dengan suaminya untuk membawa anak tersebut kerumah sakit atau klinik anak.

Namun dalam perjalanan, anak tersebut sudah tidak ada detak jantung lagi lantas suami bersama sopir tersebut berinisiatif pergi ke gunung di kawasan Hsincu untuk menguburkan anaknya karena ia juga takut akan bermasalah kedepannya jika memaksa kerumah sakit.
[post_ads]
Kejadian ini sudah sejak 1 Mei kemarin namun baru terungkap karena sang ibu tertangkap dan ada catatan kelahiran namun tidak ada anaknya.

Dalam penyelidikan departemen imigrasi ditemukan bahwa bayi laki-laki tersebut telah meninggal. Ketiganya mengaku menutupi tubuh dengan handuk dan menguburnya, bukan kasus kekerasan.

Pria bermarga Zheng mengatakan bahwa dia bertemu dengan seorang migran wanita itu ketika dia menjalankan mobil berlisensi putih (taksinya tki) setahun yang lalu. 
[post_ads_2]
Wanita itu menjadi penumpangnya langganan beberapa kali hingga bertukar nomor telpon, dan ksuatu waktu emudian sopir menerima telepon dari dia yang mengatakan bahwa dia perlu membantu membawa bayi laki-laki itu ke dokter. Sopir pun bergegas membantunya.

Dalam penyelidikan, kedua pasangan ini tidak terbukti bahwa mereka melakukan kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian dan melakukan penguburan sesuai dengan adat Indonesia.

Karena tidak terbukti bersalah, ketiganya lantas divonis bebas dan tidak dijerat dengan pasal yang memberatkan mereka.

Lai Zhenglin