SUARABMI - 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Majene, Sulawesi Barat bertambah menjadi delapan orang.

Hal tersebut disampaikan Pusat Pengendali Operasi BNPB yang bersumber dari BPBD Majene, BPBD Polewali Mandar, BPBD Sulawesi Barat, dan BPBD Mamuju, Jumat (15/1/2021)

"Update Jumat, 15 Januari 2020 pukul 11.10 WIB, korban jiwa Kabupaten Majene 8 orang meninggal dunia, kurang lebih 800 orang luka-luka," demikian pernyataan BNPB.
[post_ads]
Selain itu, kurang lebih 15.000 orang mengungsi akibat gempa. Ada 10 titik pengungsian korban gempa, yaitu Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.

BNPB menyebut, kerugian material akibat gempa di Majene antara lain, longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju mengakibatkan akses jalan terputus dan 300 unit rumah rusak.

Kemudian, sebuah Puskesmas rusak berat, Kantor Danramil Malunda rusak berat, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular terputus-putus atau tidak stabil.

Sedangkan kerugian akibat gempa di Kabupaten Mamuju adalah, Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat, sebuah mini market, dan RSUD Mamuju rusak berat. Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu.

BNPB menyatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, dan terpal.
[post_ads_2]
Kemudian, alat berat atau excavator, alat komunikasi, makanan pokok atau siap saji, masker, obat-obatan dan vitamin, dan lainnya.

Gempa magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat dini hari (15/1/2021). Warga pun merasakan getaran yang kuat akibat gempa Majene itu.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa kuat selama 5 hingga 7 detik," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, dalam keterangannya, Jumat.

Hal serupa juga dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik. Guncangan memicu kepanikan hingga keluar rumah. (liputan6)