SUARABMI.COM - 
Dilansir dari beberapa media di Taiwan seperti mirror media dan nownes, kisah beberapa pekerja migran yang tak dianggap selayaknya manusia karena diperlakukan seperti ini.

'Kami tidak dianggap seperti manusia, pulang dari karantina, barang milik kami ditaruh dilorong layaknya sampah' begitulah gumam mereka yang mengalami hal ini.

Terjadinya lonjakan jumlah klaster kelompok di asrama pekerja migran di sebuah pabrik Elektronik Miaoli menyebabkan sebagian pekerja migran menjalani karantina di tempat karantina terpadu.
[post_ads]
Menurut informasi, dalam beberapa hari ini direncanakan perusahaan sudah mulai beroperasi kembali dan pekerja migran yang negatif sudah mulai bekerja.

Untuk itu, pakerja migran yang masa karantinanya sudah selesai mereka kembali ke asrama masing-masing.

Namun, setibanya di asrama mereka terkejut melihat barang-barang pribadi miliknya dibungkus dan diletakkan di koridor luar kamar asrama layaknya sampah.

Pekerja migran marah dan mengkritik atas ulah agensi dan perusahaan yang tak menganggap mereka merasa sebagai manusia.

"Meskipun kami hanyalah pekerja migran asing, namun kami juga manusia. Kami merasa tidak dianggap seperti manusia, " ungkap salah satu pekerja migran.
[post_ads_2]
Anggota Dewan Kabupaten Miaoli, Zeng Wen-xue mengatakan, setelah menerima pengaduan dari pekerja migran merasa tindakan tersebut sangat konyol.

Menurut keterangan Zeng Wen-xue, pihak perusahaan tidak membuat pengumuman ketika pekerja migran berangkat ke tempat karantina. Ketika berangkat, mereka hanya mengemasi sebagian barangnya saja. 

Ternyata barang-barang pribadi mereka diambil secara sewenang-wenang dan diletakkan secara berantakan membuat para pekerja migran marah dan berpikir meskipun mereka adalah migran asing, pekerja migran juga manusia, dan mereka mengkritik tidak dianggap sebagai manusia.

diterjemahkan haniTW dari yahoo taiwan, mirror media