SUARABMI - 
Seorang TKW atau PMI di Hongkong berusia 36 tahun dikabarkan menderita proteinuria (kelebihan protein dalam urin) atau sering disebut ginjal bocor.

Hal ini diungkapkan oleh dokter setelah ia periksa kerumahs akit pada akhir Juli 2021 kemarin. Saat diintrogasi dokter ia mengaku memakai 2 produk cream tersebut sekitar 3 bulanan.

Sampel urinnya mengungkapkan tingkat merkuri lebih tinggi dari tingkat referensi, yang secara klinis diduga terkait dengan penggunaan produk kecantikan yang menjanjikan dapat membuat kulit wajah bisa putih dengan cepat.
[post_ads]
Penyelidikan CHP terus berlanjut. Kasus ini juga telah dirujuk ke lembaga penegak hukum terkait untuk ditindaklanjuti.

"Paparan kronis merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan ginjal. Gejala mungkin termasuk tremor, lekas marah, insomnia, penurunan memori, kesulitan konsentrasi, gangguan pendengaran dan penglihatan, dan perubahan fungsi rasa. Dalam kasus yang parah, gagal ginjal dapat terjadi," kata juru bicara CHP.
[post_ads_2]
Karena kasus ini, Center for Health Protection (CHP) dari Departemen kesehatan Hong Kong pada hari Kamis (19 agustus 2021) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli atau menggunakan dua produk krim pemutih bermerkuri karena dapat mengandung merkuri berlebihan yang berbahaya bagi kesehatan.

Imbauan tersebut menyusul penerimaan pemberitahuan CHP tentang kasus dugaan keracunan merkuri dari Otoritas Rumah Sakit (HA) yang melibatkan seorang pasien wanita berusia 36 tahun yang tak lain adalah seorang Buruh Migran asal Indonesia (BMI).