SUARABMI - 
Kabar menyedihkan kembali menimpa seorang pahlawan devisa Negara di Taiwan. Pujiati atau nama panggilannya Aty (50th) pekerja perawat pasien di Yuanlin, Changhwa saat ini berbaring lemah di RS karena kanker pankreas yang dideritanya. 

Sebagaimana diceritakan penerjemahnya melaui Line (21/10), pada 17 Oktober kemarin Aty menelponnya sambil menangis, ia mengatakan kalau perutnya sakit sekali, keluar keringat dingin dan tidak bisa tidur.

Keesokan harinya (18/10), penerjemahnya membawa Aty ke RS Kristen Yuanlin untuk melakukan pemeriksaan medis. 
[post_ads]
Dari hasil diagnosa awal,  dokter menduga Aty mempunyai masalah dengan hati dan kandung empedunya. Pada saat itu juga Aty opname di rumah sakit untuk melakukan USG dan pemeriksaan lainnya.

"Atty sekarang masih merasakan sakit perut dan tidak bisa makan. Dia muntah saat minum air dan makan, dan wajahnya kelihatan pucat, "seperti diceritakan dokter kepada penerjemahnya.

Menurut keterangan dokter, hasil pemeriksaan Atty didiagnosis terkena kanker pankreas stadium akhir dan telah menyumbat ke saluran empedu. 

Dokter menyarankan untuk melakukan operasi, akan tetapi karena termasuk operasi besar, disarankan supaya Aty dirujuk ke RS Kristen Changhwa. Setelah 3 - 4 minggu pasca operasi, kemudian melakukan terapi.

Sementara dokter lain mengatakan, perjalanan pengobatan dan terapinya sangat panjang, biayanya juga sangat mahal, serta waktunya terbatas.
[post_ads_2]
Setelah berdiskusi dengan Atty dan keluarganya di Indonesia, keluarganya mengatakan tidak ada yang bisa menemani Aty selama operasi di Taiwan, ditambah lagi perjalanan kemoterapi yang panjang, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk meminta supaya Aty bisa dipulangkan ke kampung halamannya ketika kondisinya stabil.

Perempuan dengan dua anak tersebut menurut keterangan majikannya berperilaku baik, bekerja dengan baik. Majikan menyukainya. Sayangnya, hari ini dia sakit parah di Taiwan. Sementara gajinya sudah dikirim ke Indonesia. Meskipun ia memiliki Askes di Taiwan namun mengingat untuk biaya RS tidak semua dicover oleh askes, Aty tidak mampu lagi untuk membiayai pengobatan penyakitnya itu. 

Majikan menambahkan, Atty memiliki kepribadian yang tertutup, tidak ada kerabat atau teman yang membantunya di Taiwan. 

"Saya mohon organisasi di Taiwan untuk membantu pekerja migran Indonesia yang sakit parah dengan semangat kemanusiaan, "pungkasnya. [hanitw]