"Nasib orang memang tidak ada yang tahu, namanya saja musibah, "
begitulah ucapan dari Boy, seorang PMI korban kecelakaan kerja.

Sebut saja namanya Boy, PMI asal Lampung mengaku sudah empat bulan menjalani perawatan di RS karena mengalami kecelakaan kerja yaitu tertimpa kandang ayam.

Sebagaimana dijelaskan oleh Boy (24th) ketika diwawancarai Faisal Soh melalui seluler yang disiarkan secara langsung hari ini (20/11/2021). 

Awalnya tidak banyak yang mengetahui adanya kasus kecelakaan yang menimpa Boy tersebut. Namun beberapa hari ini sempat viral di TikTok, kemudian Faisal Soh mencoba menelusuri dan akhirnya menemukan PMI yang dipanggil dengan nama Boy.

Dalam wawancaranya, Boy mulai menceritakan awal  kronologi kecelakaan yang mengakibatkan tulang punggungnya banyak yang patah, sehingga ia kesulitan untuk berdiri apalagi berjalan.  
[post_ads]
"Ketika saya sedang memindahkan kandang ayam, saya melihat posisi kandang tersebut miring. Saya mencoba menahannya, namun justru sayalah yang tertimpa kandang ayam yang beratnya 1 ton lebih itu, " kenang Boy yang bekerja di daerah Yunlin.

Boy mengatakan, selama ia sakit, majikan bertanggung jawab penuh atas pembiayaan selama dia menjalani perawatan di RS, begitu juga agensinya.

Setiap bulannya ia dikasih uang buat pegangan untuk keperluannya sehari-hari oleh majikannya sebanyak NTD 5.000.

"Uang NTD 5.000 itu untuk satu bulan, cukup nggak cukup harus dicukup-cukupkan, "jelas laki-laki yang mengaku belum menikah itu.

Namun, Boy tidak mengetahui apakah dia digaji penuh atau tidak oleh majikannya selama dia sakit. Dia hanya mengetahui setiap bulannya majikan memberinya uang sebesar itu.

Selain mendapatkan uang 5000 NT dari majikan, Boy juga mengaku kalau diberi sumbangan oleh organisasi PMI yang ada di Taiwan.

Boy juga mengatakan, dulu ketika dia masih bekerja setiap bulannya ia bisa mengirim gajinya sekitar NTD 20.000 untuk keluarganya, karena ia merupakan salah satu tulang punggung keluarganya. Ayahnya hanya seorang petani biasa, ia juga punya dua adik perempuan yang membutuhkan biaya banyak. 

Saat ini, dengan kondisinya yang seperti itu, jangankan untuk kirim uang, untuk biaya hidup sehari-hari selama di RS, dengan uang NTD 5.000 itu Boy harus benar-benar bisa berhemat. 

Kini, Boy belum tahu sampai kapan ia harus berada di RS menjalani terapi. Belum tahu apakah nantinya ia akan bisa kembali normal dan bisa kembali bekerja. Dan apakah nantinya Boy akan mendapatkan hak-haknya sebagai PMI yang mengalami kecelakaan kerja.
[post_ads_2]
Perlu diketahui, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama menjadi pekerja Migran di Taiwan, setiap PMI diikutkan beberapa asuransi.

Pertama, sebelum PMI berangkat ke negara penempatan termasuk juga Taiwan, PJTKI akan mendaftarkan dan mengikutsertakan BPJS Ketenagakerjaan. 

Kedua, selama bekerja di Taiwan, pekerja migran khususnya sektor formal akan diikutkan ke dalam tiga macam Asuransi yaitu Asuransi Kesehatan (Askes atau Chien Pao 健保), asuransi tenaga kerja (Astek atau Lao Pao 勞保), dan Asuransi kecelakaan kerja (Yi Wai Pao Shien 意外保險). Ketiga asuransi tersebut yang akan mengcover sebagian biaya selama menjalani perawatan di rumah sakit apabila pekerja migran mengalami kecelakaan kerja.

Selain itu, selama pekerja migran sakit dan menjalani perawatan, sesuai dengan UU Layanan Ketenagakerjaan di Taiwan, majikan harus tetap memberikan gaji penuh (gaji pokok) kepada pekerja migran.

Akan tetapi, apabila statusnya menjadi pekerja ilegal maka kompensasi dari Asuransi tersebut akan hilang dan tidak bisa diklaim, semua biaya pengobatan akan menjadi tanggungannya sendiri. [hanitw]