KabarBMI
Ratusan TKI di Chiayi Taiwan Jadi Korban Sindikat Rentenir, Fotonya Di Share di FB Jika Gagal Bayar Hutang, Kini Pelaku Ditangkap Polisi dan Ratusan Paspor Diamankan
Rifai
Departemen Imigrasi Satgas kabupaten Ciayi Taiwan menindak sindikat rentenir, ratusan korban dari pekerja migran yang didominasi pekerja dari Indonesia diketahui tersebar di seluruh penjuru Taiwan.
Beberapa anggota sindikat dipanggil dan ditangkap, 342 paspor Indonesia dan surat perjanjian disita petugas, buku rekening dan mesin penghitung uang turut disita sebagai barang bukti.
Mereka didakwa telah melanggar undang undang hukum perbankan dan semua tersangka yang aktif merekrut pekerja migran ditahan untuk penyelidikan.
Para rentenir ini menggunakan jasa atau semacam affiliator untuk mencari mangsa dari para pekerja migran Indonesia, rekening sang bandar diamankan dengan saldo lebih dari 7 juta NT.
[post_ads]
Tindakan ini dilakukan karena pihak Layanan khusus Chiyai mengaku mendapat laporan dan pengaduan dari beberapa pekerja migran beberapa hari yang lalu, mereka yang melapor adalah korban dengan bunga membludak.
Rata rata para PMI meminjam uang ke renetir ini karena terdesak kebutuhan di kampung halaman, ada yang buat rumah, alasan daftar sekolah hingga digrejek suami dan orang tua dirumah, dengan dalih bekerja harus terlihat hasilnya dengan cepat.
Mereka meminjam uang dengan menjaminkan paspor asli mereka dan surat pernyataan, serta bunga yang dipatok sangat tinggi bahkan diatas kewajaran.
Jika peminjam tidak bisa mencicil hutangnya, mereka dapat dipastikan kehilangan paspornya dan jika ingin menebus, ditarip dengan sangat tinggi.
Bunga yang diterapkan untuk para TKI mencapai 121% hingga 152% dengan tingkat suku bunga tahunan.
[post_ads_2]
Setelah pencarian bukti yang cermat, Satuan Tugas Khusus Kabupaten Chiayi, bersama dengan Brigade Polisi Kriminal Departemen Kepolisian Kabupaten Nantou dan unit lainnya, melakukan penggeledahan di Taichung, Changhua dan tempat-tempat lain.
Tiga ratus empat puluh dua paspor Indonesia, IOU, buku rekening, mesin hitung uang dan barang bukti lainnya, dan petisi untuk penyitaan rekening tersangka utama dan uang tunai lebih dari 7 juta yuan.
Kelompok tersebut memanfaatkan fakta bahwa korban tidak bisa berbahasa Mandarin dan sangat membutuhkan uang, jadi dia menandatangani IOU dan perjanjian hipotek paspor.
Jika korban tidak dapat melunasi pinjaman tepat waktu, anggota kelompok akan memposting peminjam memegang IOU dan foto jumlah pinjaman saat mengajukan pinjaman, mempublikasikannya di perangkat lunak sosial, dan pergi ke majikan peminjam untuk memaksa korban untuk melunasi hutangnya, membuat korban ketakutan.