Safitri (47), warga Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terkurung di sebuah kamar. Diceritakan kakak kandung Safitri, Saerah (60), adiknya dikurung sejak 2010 karena mengalami gangguan kejiwaan.
Saerah menyebut adiknya sempat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Brunei Darussalam dan pulang pada 1995. Setelah itu kondisi kejiwaan Safitri berubah. Saat itu Safitri masih bisa beraktivitas dan berjualan sembako. Seperti layaknya perempuan pada umumnya, Safitri pun pernah menikah, namun belum sempat memiliki keturunan, Safitri bercerai dengan suaminya.
Kondisi emosi Safitri mulai tak terkontrol. Dia mulai mengganggu dengan memukul orang, berteriak, menangis tanpa sebab. Hal tersebut membuat keluarga memutuskan mengurung Safitri di sebuah kamar di rumah orang tuanya.
[post_ads]
"Dari tahun 2010, tidak ada pilihan bagi keluarga, kata ibunya dulu terpaksa dikurung aja. Soalnya takut berisiko, kadang ngamuk, mukul orang yang jail. Ditambah resiko lainnya, kasihan," kata Saerah kepada detikJabar, Rabu (13/1/2023).
Pantauan detikJabar, Safitri terlihat kurus. Di dalam kamar berukuran sekira 2 meter persegi itu, Safitri harus tinggal seorang diri. Terlebih setelah pada tahun 2015 lalu, ibundanya meninggal dunia.
Keluarga pun mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab, berbagai fasilitas untuk kenyamanan istirahat adik kandung perempuannya itu justru dirusak bahkan dibuang. "Dikasih kasur disobek-sobek, tikar dan selimut dibuang. Makanya dikasih kardus aja biar tidak terlalu kedinginan," katanya.
Meski demikian, Safitri yang merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara ini banyak mendapat perhatian. Beberapa kakak yang tinggal di sekitar tak henti mengurusi kondisi Safitri. "Saya kasih makan kadang 2 kali sehari kadang 3 kali. Terus setiap hari kotorannya saya buang. Sampai setiap minggu dia saya mandikan," jelasnya.
Saerah tak mengetahui hal yang membuat adiknya mengalami depresi. Dia hanya mendapat kabar ketika menjadi TKW, Safitri mengurus dua anak majikannya. Namun, beberapa bulan kerja, anak laki-laki tetangga majikannya yang usianya terpaut 10 tahun menyukai Safitri.
[post_ads_2]
"Karena ikutan sama orang-orang, masih umur 20 Safitri berangkat ke Brunei. Tapi katanya ada yang seneng, akhirnya sampai pulang Safitri sampai kebayang terus," kata Saerah.
Dibawa ke Rumah Sakit
Safitri (47) perempuan dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akhirnya di evakuasi ke RSUD Indramayu untuk menjalani perawatan,
Setiba di RSUD Indramayu, Pemerintah Desa dan tim dari Kementerian Sosial membawa Safitri ke ruang IGD poli jiwa. Upaya ini dilakukan termasuk perintah dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Kepala Desa Singaraja Suaedah mengatakan tim dari Kementerian Sosial dan pemerintah desa akan membantu proses pengobatan Safitri secara penuh. "Saya kaget karena tidak ada laporan. Tapi, Alhamdulillah karena ini mungkin sudah waktunya mbak Fitri untuk diobati. Mungkin karena keterbatasan keluarga sehingga minta bantuan ke berbagai pihak," kata Suaedah, Jumat (13/1/2023).
Untuk tahapan pengobatan, Safitri akan menjalani perawatan inap di RSUD Indramayu selama satu pekan ke depan. Kemudian, jika masih butuh tahap pengobatan lanjut, pasien akan di bawa ke Sentra Palamarta di Sukabumi.
"Rencana ke depan setelah bu Safitri menjalani perawatan di RSUD Indramayu, akan kami rehabilitasi di Sentra Palamarta," kata Pekerja Sosial Sentra Palamarta, Robert Edward.
Kondisi di alami Safitri termasuk dalam PPKS atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Kejiwaan terlihat sedikit tenang namun dari segi kesehatan fisik butuh penanganan. "Kaya ada penyakit kulit seperti kudis mungkin karena jarang kena air. Memang waktu kami evakuasi di tempat tinggalnya itu tidak ada air," pungkas Edward.
sumber: detikcom